Sabtu, 15 Oktober 2011

pulau karimun


skrinsyut pulau menjangan kecil.
sore ini saya mendapat surprise. blog baru bolehnya saya mondok di wordpress mendapat 1 komen. komen ini gag sembarang komen,  tokoh yang sangat disegani di blogsphere maupun di jagad hiburan nasional. langsung saja ini requestnya saya posting. karimunjawa. pulau yang berjarak 90 KM dari jepara atau 120 KM dari pelabuhan tanjung mas semarang ini ternyata memikat beliau. saya 4 kali kesana. kali pertama adalah medio juni 2007 ini diikuti dengan perjalanan perjalanan lain yang sangat menyenangkan. ini rute yang bisa ditempuh jika ingin berkunjung ke karimun.
1. via pelabuhan kartini jepara dari semarang anda naik kendaraan umum turun terminal jepara baru. dari terminal jepara sudah dekat dengan pantai kartini. disini lah kapal feri pengangkut kita berlabuh. jarak 90 KM ditempuh 6 jam menggunakan kapal ini. tapi bisa kurang bisa lebih. kalau anda lagi beruntung bisa 4 jam. ini tergantung pada ombak yang kadang menghambat perjalanan kita dan kesehatan kapal. kapal berangkat hari sabtu dan kadang hari kamis. tiket bisa ditebus sekitar 35000 rupiah kalau belum naik sekitar segitu. sampai dikarimun sekitar pukul 13.00 perjalanan yang panjang dan melelahkan. saya pernah 1 kali via jepara. sangat menarik memang. tapi agak sedikit capek.
2. via pelabuhan tanjung mas semarang(kalau berdompet lumayan)—>kapal kartini 1 dari terminal terboyo langsung saja mengambil bis kota jurusan lewat terminal poncol. dari situ mbecak saja sampai kepelabuhan. pemberangkatan kapal jam 6 pagi. jangan terlalu siang datengnya. disamping telat nanti kena ROB. cari tiket ke karimun di loket dengan tarif 150rb untuk vip. 125 ribu untuk kelas A. 100ribu untuk kelas B. sebenarnya sama saja. hanya letak tempat duduknya saja yang berbeda. jarak 110 KM(sedikit lebih jauh) tapi jarak tempuh lebih cepat karena kapal kartini 1 lebih cepat dan gesit dari pada kapal dari jepara. sampai di karimun sekitar pukul 11.00 lantas apa yang kita lakukan setelah disana. biasanya information center nya sering ngaco. disarankan pake biro saja. ini yang harus dilakukan ketika sampai(kalau tidak menggunakan biro perjalanan).
1. pastikan tidak ada barang yang tertinggal dan bergegas turun.
2. langsung mencari hotel terdekat. radius 2 KM banyak hotel baik kepunyaan pemerintah, swasta asing, ataupun milik penduduk sekitar.
3. setelah mendapat hotel langsung mencari pak ARI nmr HP hubungi saya. disana ada beberapa yang mengakomodir kita. istilahnya kita membeli paket wisata. seharga 300ribu. kita dapat tour keliling pantai2 di pulau karimun(karimunjawa kepulauan ada 27 pulau. ex : kora kora, nyamuk, menjangan besar, menjangan kecil, karimun). paketnya meliputi penginapan(kalo anda belum dapat), makan 5X, transportasi dari pulau kepulau. biasanya menyediakan alat2 scuba dan sorkling seharga 25 ribu sehari (snorkling).
4. setelah semuanya dapat tour pun langsung dimulai. siapkan diri anda dan manjakan mata anda dengan perjalanan sepanjang karimun jangan bayangkan aspal halus disana. semuanya masih batu alam. hanya sebagian kecil saja yang beraspal. tour dimulai dari menyisir pantai pantai indah dikarimun(agak lupa namanya saking seringnya menyebut nama) kemudian tiba di pelabuhan untuk menikmati sunset yang sangat indah.

ini skrinsyut pulau menjangan besar.
dipagi harinya siapkan diri untuk tour de karimun archipelago (halah berlebihan). yang pertama kita ke pulau menjangan kecil(skrinsyut diatas) disana terhampar pulau yang sangat indah yang tidak berpenghuni(ada dink, pemilik kebun kelapa yang siap memetikkan kelapa muda buat kita)

ini lebih dekatnya pulau menjangan kecil. bayangkan sampeyan bulan madu disini. gag ada yang mengganggu sampeyan mau lari lari sambil bugil di pulau ini. pasirnya putih dan sangat bersih. tapi hati hati terhadap bulu babi. ini sangat berbahaya. waspada juga ikan barakuda. ini musuh utama nelayan karimunjawa(sekali tubruk kaki patah). silahkan menikmati pulau ini sepuasnya. sebelum sampai pulau ini boat yang membawa sampeyan akan berhenti ditengah laut guna melihat taman bawah laut.silahkan nyelam sepuas puasnya disini. taman bawah laut 1-2 meter dibawah anda. mengagumkan dan menakjubkan. apalagi kalau mau diving (inzaghi yang jago) akan lebih hebat lagi.
selepas dari menjangan kecil ke menjangan besar untuk melihat penangkaran hiu(sayang sekali gambar saya hilang) disini saya mendapat musibah. HP nokia comunicator saya nyemplung ke laut(labur bunga pas kesana) sehingga gambar2 saya hanya minta dari teman2 yang ndoyok bareng saya. melihat penangkaran hiu dari dekat. sampeyan kalau mau berenang juga sangat aman.ngga akan digigit (i did it, i swore). sepuasnya berenang disana. ada ikan finding nemo juga(lupa namanya). perjalanan saya menjelajah karimun cuma hanya sampai segitu. karena keterbatasan kantong. sebenarnya saya kepingin ketemu om saya di pulau nyamuk. tapi katanya itu masih 1 hari perjalanan darat dan menyeberang. saya urungkan pula niat saya untuk ke korakora resort. mr john im so sorry i cant join your invitation to korakora. gila aja, nambatin perahu aja 200ribu. belum charge per orangnya.
sangat ingin sebetulnya. tapi karena keterbatasan uang dan jauhnya kora kora resort(pulau ini udah bukan punyae indonesia lagi. udah dibeli mr jhon orang swedia–>klo gag salah) setelah semua tour selesai. siap siap kembali ke hotel buat packing pulang. perahu jam 14.00 ah, masih ada 1 jam untuk mencari souvenir. disini orangnya kurang pintar membuat kerajinan. mereka hanya membuat pernik pernik, hiasan, membuat tongkat dan tasbih dari kayu setigi dan kayu dewandaru. mitosnya kayu ini membuat orang yang memegang sukses. beragam gantungan kunci juga ada disana. oiya, banyak juga ikan asin yang sudah dikeringkan. jambal, teri dan macam macam lagi. ada juga kaus kaus bertuliskan karimunjawa (disemarang banyak). jam 14.00 saya meninggalkan karimun kembali. kartini 1 sudah menunggu saya dan membawa saya ke semarang lagi. dari atas kapal sunset perlahan lahan datang. semburat kuning yang selalu membuat saya terhenyak nampak sangat indah. saya serasa berlayar diatas emas. sangat indah.
karimun. nantikan aku..
akan kubawa gadisku kepelukanmu..
biar kaki kaki jenjang melangkah dipasir putihmu…
akan kubiarkan anakku menghirup udara pantaimu…
akan kutanam ari ari nya di sasakamu…

lawang sewu

Lawang Sewu merupakan sebuah gedung di Semarang, Jawa Tengah yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein.
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).
Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero
Sejarah Bangunan Lawang Sewu Lawang Sewu adalah salah satu bangunan bersejarah yang dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda, pada 27 Februari 1904. Awalnya bangunan tersebut didirikan untuk digunakan sebagai Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) atau Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta NIS. Sebelumnya kegiatan administrasi perkantoran NIS dilakukan di Stasiun Samarang NIS. Namun pertumbuhan jaringan perkeretaapian yang cukup pesat, dengan sendirinya membutuhkan penambahan jumlah personil teknis dan bagian administrasi yang tidak sedikit seiring dengan meningkatnya aktivitas perkantoran. Salah satu akibatnya kantor pengelola di Stasiun Samarang NIS menjadi tidak lagi memadai. NIS pun menyewa beberapa bangunan milik perseorangan sebagai jalan keluar sementara. Namun hal tersebut dirasa tidak efisien. Belum lagi dengan keberadaan lokasi Stasiun Samarang NIS yang terletak di kawasan rawa-rawa hingga urusan sanitasi dan kesehatan pun menjadi pertimbangan penting. Kemudian diputuskan untuk membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh ke lahan yang pada masa itu berada di pinggir kota berdekatan dengan kediaman Residen. Letaknya di ujung Bodjongweg Semarang (sekarang Jalan Pemuda), di sudut pertemuan Bodjongweg dan Samarang naar Kendalweg (jalan raya menuju Kendal). NIS mempercayakan rancangan gedung kantor pusat NIS di Semarang kepada Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Ouendag, arsitek yang berdomisili di Amsterdam. Seluruh proses perancangan dilakukan di Negeri Belanda, baru kemudian gambar-gambar dibawa ke kota Semarang. Melihat dari cetak biru Lawang Sewu tertulis bahwa site plan dan denah bangunan ini telah digambar di Amsterdam pada tahun 1903. Begitu pula kelengkapan gambar kerjanya dibuat dan ditandatangi di Amsterdam tahun 1903.

gedung setan


Gedung Setan menunjuk sebuah Bangunan tua, berwarna putih kusam, kurang terawat yang terletak di Kampung Banyu Urip Wetan IA No 107, Surabaya. Bangunan dengan luas 400m2 dan terdiri dari dua lantai kini dihuni lebih kurang sejumlah 40 kepala keluarga atau sekitar 150 jiwa, kebanyakkan dari etnis Tionghoa dan beberapa diantaranya blasteran Tionghoa-Jawa.
Posisi Gedung Setan sangat strategis karena berada tidak jauh dari jalan raya. Kalau anda melewati kawasan Kupang dari arah Selatan maka tepat disebelah kiri anda akan disuguhi pemandangan yang ”vulgar” gedung ini. Sebuah ekspose peninggalan tempoe doeloe yang masih tegar berdiri diabad 21. Tapi mengapa gedung ini rasanya masih seperti belasan tahun silam?

Asal muasal gedung ini menyandang nama yang cukup menyeramkan ”gedung setan” belum diketahui secara otentik namun dari cerita-tutur warga setempat nama tersebut berasal dari pemilik gedung sendiri, ceritanya setelah dihuni puluhan tahun ternyata gedung ini menjadi dihuni burung walet. Agar sarang burung walet aman dan tidak dijarah maka gedung ini diberikan identitas sebagai “Gedung Setan”. Perlu diketahui kawasan sekitar gedung dikenal rawan kriminalitas sejak dahulu.
Diperkirakan bangunan gedung ini sudah ada sejak masa pendudukan Belanda sebelum perang kemerdekaan. Yang mempunyai hak milik atas gedung setan adalah pengusaha bernama Teng Kun Gwan atau dikenal dengan nama Gunawan Sasmito (keturunan ketujuh dari pemilik gedung).
Gedung setan pada zaman dulu merupakan kompleks tempat persemayaman warga Tionghoa dan letaknya berada dalam satu kompleks dengan pemakaman Cina. Rasa-rasanya Gedung setan ini amat berjasa bagi warga Tionghoa.Para penghuni “Gedung Setan” menempatinya secara turun-temurun, sejak awal gedung ini menjadi tempat penampungan para pengungsi keturunan etnis Cina-Jawa, sekitar tahun 1948-1949.
Setelah peristiwa G30S PKI melanda tanah air, ‘Gedung Setan’ ini menjadi tempat bong-bong Cina dan lama kelamaan berubah menjadi perkampungan dan rumah-rumah penduduk. Sampai saat ini para penghuni awal dan keturunannya masih terus menempati gedung ini.
Sudah ratusan kali rasanya melewati gedung setan ini tapi saya merasa beruntung karena pernah mengunjungi langsung gedung ini, sejak lantai satu terkesan agak menyeramkan, umumnya para penghuni membagi ruang dengan cara menyekat-sekat bahkan Karena keterbatasan ruangan maka ada ruangan yang bersifat multifungsi. Beberapa kamar-kamar dari penghunipun terlihat sederhana. Dilantai dua terdapat tempat ibadah warga yaitu Gereja Pantekosta. Mayoritas warga penghuni beribadah digereja ini.
Hal yang diluar dugaan adalah terbangunya ikatan sosial yang sangat kuat diantara para penghuni, mereka hidup rukun satu sama lain. Modal sosial (social capital) yang terbangun antar penghuni diekspresikan antara lain dengan merawat kebersihan gedung semampunya, saling bantu-membantu antar sesama penghuni, dll. Trust menjadi kunci keharmonisan dari komunitas Gedung Setan , hal demikian bisa dimaklumi karena para penghuni sudah menjadi sebuah komunitas yang telah berinteraksi puluhan tahun.
Para penghuni selama ini dikernakan beban PBB (Pajak Bumi Bangunan) oleh pihak Pemerintah Kota Surabaya. Dulunya para penghuni sempat diminta membayar uang sewa pada dinas perumahan surabaya, karena saat itu gedung ini dianggap sebagai aset pemkot Surabaya. Kita semua berharap ada perhatian dari berbagai pihak tentang status gedung setan, sehingga tidak semakin merana dan tidak mungkin pula rusak dan runtuh. Disisi lain masih ada ratusan warga telah tinggal dan menetap disana sejak puluhan tahun silam

my little my generasi

ni anak qi

tugu pahlawan surabaya

Tugu Pahlawan, adalah sebuah monumen yang menjadi markah tanah Kota Surabaya. Monumen ini setinggi 41,15 meter berbentuk lingga atau paku terbalik. Tubuh monumen berbentuk lengkungan-lengkungan (Canalures) sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan canalures mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945. Suatu tanggal bersejarah, bukan hanya bagi penduduk Kota Surabaya, tetapi juga bagi seluruh Rakyat Indonesia. Koordinat: 7°14′45″S 112°44′16″E / 7.245808°LS 112.737785°BT / -7.245808; 112.737785
Tugu Pahlawan dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, dimana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu bersama Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia.
Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November mengenang peristiwa pada tahun 1945 ketika banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan.

Monumen ini berada di tengah-tengah kota di Jalan Pahlawan Surabaya, dan di dekat Kantor Gubernur Jawa Timur. Tugu Pahlawan merupakan salah satu ikon Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Tugu ini merupakan titik 0 (nol) kilometer untuk kota Surabaya. Berdiri di atas tanah lapang seluas 1,3 hektar, dan secara administratif berada di wilayah Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan Bubutan, Kota Surabaya.

Ada dua pendapat mengenai siapa yang menjadi pemrakarsa, sekaligus arsitek monumen yang terletak di Jalan Pahlawan Surabaya ini. Menurut Gatot Barnowo, monumen ini diprakarsai oleh Doel Arnowo, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Besar Surabaya. Kemudian ia meminta Ir. Tan untuk merancang gambar monumen yang dimaksud, untuk selanjutnya diajukan kepada Presiden Soekarno.
Sedangkan menurut Ir. Soendjasmono, pemrakarsa monumen ini adalah Ir. Soekarno sendiri. Ide ini mendapat perhatian khusus dari Walikota Surabaya, Doel Arnowo. Untuk perencanaan dan gambarnya diserahkan kepada Ir. R. Soeratmoko, yang telah mengalahkan beberapa arsitektur lainnya dalam sayembara untuk pemilihan arsitek untuk membangun monumen ini.
Pada awalnya pekerjaan pembangunan Monumen Tugu Pahlawan ditangani Balai Kota Surabaya sendiri. Kemudian dilanjutkan oleh Indonesian Engineering Corporation, yang kemudian diteruskan oleh Pemborong Saroja. Monumen yang dibangun selama sepuluh bulan ini, diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 Nopember 1952.

Di bawah tanah lahan Tugu Pahlawan ini terdapat sebuah museum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang berjuang di Surabaya, di museum ini juga terdapat foto-foto dokumentasi pembangunan Tugu Pahlawan. Museum ini diresmikan pada tanggal 19 Februari 2000 oleh Presiden K.H Abdurrahman Wahid.

Pada tahun 1991-1996 dilakukan pembenahan kawasan Tugu Pahlawan dan Museum Perjuangan 10 November Surabaya yang dipimpin oleh arsitek Ir. Sugeng Gunadi, MLA dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember


Sabtu, 01 Oktober 2011



Mendaki Eksotisme Gunung Rinjani

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa yang bermarkas di New York, menetapkan tahun 2002 sebagai tahun “Ekowisata, Gunung Berapi Internasional, dan Warisan Budaya”. Tema utama yang diusung itu terasa tepat di tengah maraknya kerusakan lingkungan, yang berakibat buruk bagi kehidupan manusia.

Di Indonesia, Presiden Megawati meresponnya dengan Pencanangan Tahun Ekowisata 2002, yang peresmiannya dilaksanakan di Puncak Selo, Kabupaten Boyolali, tepatnya di celah Gunung Merapi-Merbabu. Gerakan nasional ini mencerminkan kepedulian dunia pariwisata terhadap kelestarian lingkungan.
Secara sederhana, ecotourism atau sering disebut ekowisata merupakan sebuah produk pariwisata yang memanfaatkan aset alam dan lingkungan secara arif dan bijaksana. Sehingga kekayaan serta keanekaragaman hayati bisa lestari dan serasi dengan komunitas manusia di sekelilingnya.
Keputusan pemerintah untuk menggalakkan ekowisata di Indonesia adalah sebuah langkah tepat. Hal ini didasari kenyataan bahwa basis kekuatan pariwisata Indonesia sebenarnya terletak pada anugerah kekayaan alam yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Dengan memiliki 129 gunung berapi atau 13% gunung api di dunia, prospek pengembangan ekowisata di Indonesia bisa dibilang cerah. Sayangnya, hanya sedikit kawasan gunung berapi yang dikelola secara ekowisata yang menghasilkan devisa negara. Selebihnya terbengkalai dan rusak parah akibat kesalahan pengelolaan dan penebangan liar.
Salah satu gunung berapi di Indonesia yang terkenal ke seantero dunia adalah Rinjani. Setiap tahun, tercatat ribuan wisatawan asing dan domestik mendaki gunung berketinggian 3.726 m dpl (dari permukaan laut) ini. Tak pelak lagi, Gunung Rinjani menjadi incaran pencinta petualangan alam bebas.
Terletak di sebelah utara tanah Lombok, Nusa Tenggara Barat, Gunung Rinjani merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia. Ketinggian puncaknya hanya terkalahkan oleh Pegunungan Jayawijaya di tanah Papua dan Gunung Kerinci yang berada di tanah Sumatera.
Ada beberapa jalur pendakian yang sering dipakai untuk mendaki Gunung Rinjani. Namun bagi petualang yang pertama kali berkunjung ke Lombok, disarankan memilih jalur Sembalun Lawang. Pos awal pendakian di jalur ini relatif murah dan mudah dijangkau dengan transportasi umum.
Dari gerbang pelabuhan laut Lembar, perjalanan menuju terminal bus di Kota Mataram. Di terminal tersedia kendaraan elf jurusan Mataram-Aikmel. Sekira 1 jam perjalanan, sampailah di kawasan Aikmel. Di sini, para petualang disambut kendaraan elf yang langsung menuju pos pendakian Sembalun Lawang.
Selama menempuh perjalanan, kita melewati hutan tropis ditambah atraksi monyet liar di pinggiran jalan. Areal perkebunan kol, cabai dan bawang terbentang luas. Selain itu, tersaji pemandangan ngarai hijau mempesona yang dihuni suku Sasak tradisional, suku asli Pulau Lombok.
Setiba di pos pendakian Sembalun Lawang, para pendaki wajib mendaftarkan diri. Sebelum keberangkatan, petugas jagawana memberikan pesan agar menjaga kebersihan dan menghormati adat istiadat penduduk setempat. Tak lupa diterangkan pula lokasi mata air yang tersembunyi.
Bagi yang membutuhkan, tersedia jasa guide (pemandu) atau porter (tenaga angkut), yang dilengkapi penyewaan peralatan serta perbekalan standar pendakian gunung. Pengelolaan jasa wisata yang melibatkan suku Sasak ini, menerapkan tarif berbeda bagi wisatawan asing dan wisatawan lokal.
Medan pendakian
Tantangan awal yang mesti ditempuh adalah padang sabana yang luas dan berbukit-bukit. Karakteristik alam ini memberikan pengalaman baru bagi petualang yang biasa mendaki pegunungan di tanah Jawa. Biasanya pegunungan di Jawa lebih banyak menyuguhkan hutan homogen dan heterogen.
Tanah tandus berdebu disertai iklim yang menyengat membuat stamina cepat terkuras. Hanya di beberapa tempat terhampar rumut ilalang yang lebat sebagai makanan lezat bagi lembu-lembu gembala. Di tempat tertentu terdapat pos khusus yang bisa digunakan berkemah dengan mata air dan wc darurat.
Sehabis padang sabana, medan perjalanan terasa semakin berat. Tanjakan terjal dengan jurang menganga mulai hadir di antara rimbunan hutan heterogen. Gunung Rinjani bisa dikatakan aman dari ancaman binatang buas. Burung, monyet yang bergelantungan dan ayam hutan yang kerap dijumpai di hutan.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 7 jam, sampailah di pelawangan (punggungan gunung) Sembalun Lawang. Lokasi yang ditumbuhi cemara gunung (Casuarina junghuniana) ini merupakan pos pendakian terakhir sebelum menuju puncak.
Pelawangan Sembalun Lawang terletak persis di lereng penyangga Danau Segara Anakan. Walhasil, sembari istirahat, pendaki bisa sepuasnya menyaksikan keeksotisan danau raksasa yang terbentuk secara vulkanik akibat letusan Gunung Rinjani.
Sayangnya cuaca di ketinggian ini sangat mudah berubah. Serangan kabur dingin bisa datang mendadak menggantikan cuaca panas menyengat. Tak jarang angin badai mampu merobek bahkan menerbangkan tenda. Namun, pesona sunrise dan sunset menjadi momen yang tak terlupakan seumur hidup.
Lantas ada dua pilihan: melanjutkan petualangan menuju puncak atau langsung turun ke Danau Segara Anakan. Medan perjalanan menuju puncak berat dan cukup berbahaya. Padang pasir, kawah, dan jurang yang seolah tanpa dasar, akan memaksa berpacunya adrenalin selama 3-5 jam perjalanan.
Sedangkan medan perjalanan menuju Danau Segara Anakan tak kalah menegangkan. Para pendaki harus lincah menuruni lereng cadas dengan kemiringan berkisar 40-80 derajat. Yang patut diperhatikan ialah resiko reruntuhan batuan yang membahayakan jiwa pendaki.
Danau Segara Anakan
Bagi suku Sasak, Danau Segara Anakan dianggap tempat sakral yang harus dijaga kesuciannya. Danau berwarna hijau dan biru itu, digunakan pula sebagai tempat ziarah dan peribadatan umat Hindu, Islam Wettu Telu (sinkretisme Islam-Hindu) serta kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Maka tak perlu heran, bila mencium asap dupa atau menemukan kembang sesaji di sekitar tepian danau. Selain itu, Suku Sasak sangat menghormati tempat persemayaman Dewi Anjani ini, yang dipercaya sebagai penguasa tertinggi alam gaib Gunung Rinjani ini.
Air danau yang berasa kesat, akibat campuran air tawar dan air belerang ini, diyakini sebagai obat ampuh untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Percaya atau tidak, nyatanya keadaan ini menyebabkan tumbuhnya kearifan budaya lokal untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menghindari eksploitasi sumber daya alam.
Terlepas dari semua itu, para pendaki akan merasa dimanjakan alam. Untuk melemaskan otot yang tegang, kita bisa berendam air panas seharian di beberapa kolam belerang alami. Walaupun dijadikan tontonan puluhan monyet liar yang bertaring tajam.
Yang paling mengasyikan, tentunya membakar ikan di pinggir danau. Ikan mas, mujair dan harper yang berukuran besar berkembang biak dengan pesat di danau ini. Bila kurang ahli memancing atau sedang apes, kita bisa membeli ikan dari pemancing lokal yang sering muncul di musim liburan.
Di seberang danau terlihat gundukan bukit pasir yang sering mengeluarkan asap putih ke angkasa. Orang-orang menyebutnya sebagai Gunung Baru. Tak banyak keterangan mengenai gunung pasir yang masih aktif tersebut

Taman Nasional Baluran



design: Dedy PIKA  
Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran.

Tumbuhan yang ada di taman nasional ini sebanyak 444 jenis, diantaranya terdapat tumbuhan asli yang khas dan menarik yaitu widoro bukol (Ziziphus rotundifolia), mimba (Azadirachta indica), dan pilang (Acacia leucophloea). Widoro bukol, mimba, dan pilang merupakan tumbuhan yang mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering (masih kelihatan hijau), walaupun tumbuhan lainnya sudah layu dan mengering.
Tumbuhan yang lain seperti asam (Tamarindus indica), gadung (Dioscorea hispida), kemiri (Aleurites moluccana), gebang (Corypha utan), api-api (Avicennia sp.), kendal (Cordia obliqua), manting (Syzygium polyanthum), dan kepuh (Sterculia foetida).
Terdapat 26 jenis mamalia diantaranya banteng (Bos javanicus javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis), ajag (Cuon alpinus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), kancil (Tragulus javanicus pelandoc), dan kucing bakau (Prionailurus viverrinus).
 
Satwa banteng merupakan maskot/ciri khas dari Taman Nasional Baluran.
Selain itu, terdapat sekitar 155 jenis burung diantaranya termasuk yang langka seperti layang-layang api (Hirundo rustica), tuwuk/tuwur asia (Eudynamys scolopacea), burung merak (Pavo muticus), ayam hutan merah (Gallus gallus), kangkareng (Anthracoceros convecus), rangkong (Buceros rhinoceros), dan bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus).
 
Hutan yang selalu hijau sepanjang tahun

Pada Hm. 80 Batangan – Bekol , terdapat sumur tua yang menjadi legenda masyarakat sekitar. Legenda tersebut menceritakan bahwa kota Banyuwangi, Bali dan Baluran sama-sama menggali sumur. Apabila, sumur di masing-masing kota tersebut lebih dahulu mengeluarkan air dan mengibarkan bendera, berarti kota tersebut akan merupakan sentral keramaian/ kebudayaan.

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
Batangan. Melihat peninggalan sejarah/situs berupa goa Jepang, makam putra Maulana Malik Ibrahim, atraksi tarian burung merak pada musim kawin antara bulan Oktober/November dan berkemah. Fasilitas: pusat informasi dan bumi perkemahan.
Bekol dan Semiang. Pengamatan satwa seperti ayam hutan, merak, rusa, kijang, banteng, kerbau liar, burung.
Fasilitas yang ada: wisma peneliti, wisma tamu, menara pandang.
Bama, Balanan, Bilik. Wisata bahari, memancing, menyelam/snorkeling, dan perkelahian antara rusa jantan pada bulan Juli/Agustus; dan sekawanan kera abu-abu yang memancing kepiting/rajungan dengan ekornya pada saat air laut surut.
Manting, Air Kacip. Sumber air yang tidak pernah kering sepanjang tahun, habitat macan tutul.
Popongan, Sejile, Sirontoh, Kalitopo. Bersampan di laut yang tenang, melihat berbagai jenis ikan hias, pengamatan burung migran.
Curah Tangis. Kegiatan panjat tebing setinggi 10-30 meter, dengan kemiringan sampai 85%.
Candi Bang, Labuan Merak, Kramat. Wisata budaya.

Musim kunjungan terbaik: bulan Maret s/d Agustus setiap tahunnya.
Cara pencapaian lokasi: Banyuwangi-Batangan dengan jarak 35 km, yang dilanjutkan ke Bekol dengan waktu 45 menit (12 km) atau Situbondo-Batangan dengan jarak 60 km menggunakan mobil.

Kantor : Jl. KH Agus Salim No. 132 Banyuwangi 68425, Jawa Timur
Telp. (0333) 424119; Fax. (0333) 412680
E-mail: tnbaluran@telkomnet dan
office@balurannationalpark.com
Web site: http://www.balurannationalpark.com
 
 Bekol di Musim Kemarau
Dinyatakan Menteri Pertanian, tahun 1980
Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 279/Kpts- VI/97 seluas 25.000 hektar
Ditetapkan ----
Letak Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur

Temperatur udara 27° - 34° C
Curah hujan 900 - 1.600 mm/tahun
Ketinggian tempat 0 - 1.247 m. dpl
Letak geografis 7°29’ - 7°55’ LS, 114°17’ - 114°28’ BT

pulau sempu


Pulau Sempu Alternatif Wisata Pantai di Kala Liburan

January 31st, 2010
Bulan Januari dan Febuari merupakan musim mussim liburan terutama bagi anak kuliahan, bagi teman teman yang masih bingung mau liburan kemana, daripada bengong di rumah ato di kosan, mungkin tempat wisata yang di bahas di posting ini bisa menjadi alternatif liburan teman teman.
Peta letak Pulau Sempu,
Peta pulau sempu
Pulau Sempu. Pulau Sempu adalah pulau yang terletak di malang selatan tepatnya berada di selatan Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Pulau ini tidak berpenduduk dan hanya terdiri dari hutan berbukit yg sebagian besar adalah hutan mangrove. Pulau sempu memiliki sebuah danau yaitu segara anakan, danau ini merupakan danau pasang surut air laut yang indah. Meskipun memiliki kedalaman sekitar 5 meter, danau ini aman untuk kegiatan snorkling ataupun hanya sekedar berenang karena sudah terbebas dari ombak laut lepas samudra hindia. Snorkling di segara anakan memberikan nuansa tersendiri karena terumbu karangnya masih alami dan belum tersentuh tangan-tangan jahil manusia.
Persiapan peralatan dan perbekalan
Suasana pulau Sempu
Peralatan dan perbekalan yang perlu dipersiapkan tidaklah berbeda dengan yang kita siapkan untuk tracking atau naik gunung, karena di pulau sempu tidak terdapat pemukiman penduduk. Peralatan yang disarankan meliputi : Tenda, sleeping bag, kompor paraffin atau briket standart TNI, trianggia (kalo ada) , pisau, peluit, senter, korek api, kail ikan (pancing), jas hujan, jaket, dan sepatu cat ala tracking, Handy Talky (untuk menjaga kontak dengan pengawas perhutani di sendang biru). Perbekalan yang disarankan meliputi : Persediaan makanan, Air bersih yang cukup mengigat di pulau sempu tidak ada sumber air tawar, Cream anti nyamuk, Garam curah (untuk ditaburkan disekeliling tenda sebagai pengusir ular).
Peruhu Perahu pulau sempu
Tujuan pertama adalah  kota malang, tepatnya terminal arjosari atau stasiun malang baru yang merupakan pintu mode trasportasi antar kota sekaligus pintu masuk ke kota malang.
  1. Pintu Masuk Kota Malang
  2. Terminal Arjosari : terminal ini merupakan terminal antar kota. Dari terminal Arjosari naik angkot ke terminal dalam kota Gadang. Angkot yang digunakan adalah angkot dengan label AG (arjosari gadang) dengan tarif  Rp.3000,-
  3. Stasiun Malang Baru : stasiun ini merupakan stasiun antar kota. Dari stasiun Malang Baru naik angkot ke terminal dalam kota Gadang. Angkot yang digunakan adalah angkot dengan label LG (landungsari gadang) dengan tariff Rp.3000,-
Bandara Abdul Rahman Saleh : Kalo anda memilih naik pesawat untuk menuju malang diasarankan ke Surabaya terlebih dahulu karena harga tiket pesawat akan jauh lebih murah.(buktikan). Ya kalau sudah terlanjur dari bandara anda terpaksa naik taksi bro, karena di malang belum ada bis bandara seperti di Jakarta ataupun Surabaya. Naik taksi ke terminal Gadang.
  1. Gadang ke Pasar Turen
Mode transportasi yang  digunakan adalah angkot berupa Isuzu Elf . Angkot yang digunakan biasa disebut Bison dengan tarif Rp.4000,- . Perlu diperhatikan adalah angkot ini tidak ada di waktu sore. Disarankan mulai tiba di Gadang tidak lebih dari jam 1 siang (mengingat ketersedianan angakutan ke rute berikutnya)
2. Pasar Turen ke Sendang Biru
Mode transportasi yang digunakan adalah angkot tapi jangan heran kalo dimuatin penumpang dengan jumlah yang amazing. Angkot adalah Mobil Suzuki carry dengan muatan sampe 15 orang. (buktikan). Rute yang dilaluinya pun berupa rute pegunungan naik turun seperti layaknya naik Roller Coaster di Dufan (Hahahaha). Tarif untuk angkot ini umumnya borongan tapi kalo dihitung2 per orang ga lebh dari RP.3000,-.
3. Sendang Biru ke Pulau Sempu
pulau sempuKe pulau sempu dapat ditempuh dengan perahu. Harga sewa perahu adalah borongan artinya sewanya adalah per trip. Untuk perahu motor Rp.70.000,- sampe Rp.100.000,- dan untuk perahu dayung Rp.30.000,- sampe Rp.50.000,-. Disarankan untuk pergi berkelompok karena akan menghemat biaya sewa perahu. Yang perlu anda lakukan di sini adalah daftar ke pos pengawasan perhutani dan membayar uang administrasi Rp.2000.- per orang. (jangan lupa minta peta pulau sempu dan nomor HP pos pengawas atau setting frekwesi Handy Talky). Apabila anda sampai di sendang biru sudah sore atau diatas tengah hari sebaiknya berkemah disendang biru, karena perjalanan ke danau anakan masih sekitar 5 jam lagi. Sendang biru merupakan dermaga nelayan dan tempat pelelangan ikan. Disarankan anda membeli ikan disini sebagai tambahan persediaan makanan. Pada malam hari sebaiknya anda bongkrong di warung untuk berbaur dengan masyarakat setempat dan cari info perahu yang bias mengantar anda saat pagi, sebaiknya anda mencari perahu yang bisa menjemput anda kembali di pulau sempu saat anda berniat pulang. Hal ini harus di bicarakan terlebih dahulu karena tidak tiap kali ada perahu ke pulau sempu. Disarankan untuk minta nomor HP dari pemilik perahu.
Para Photograp beraksi di pulau sempu
Pulau Sempu
Di pulau sempu anda akan mendarat di bagian utara pulau sedangkan Segara Anakan berada di sebelah selatan dari pulau. Terdapat jalan setapak berikut petunjuk jalannya, anda akan berjalan melewati hutan menaiki perbukitan selama 3 sampai 4 jam (disarankan anda memilih jalan yang bersih dan selalu berbelok ke kiri setiap ada persimpangan). Setelah sampai segara anakan sebaiknya anda langsung mencari kayu bakar sebagai api unggun sebelum gelap dan membuat tenda sebagai peneduh.
Tenda tenda di pulau sempu
Keindahan Pulau Sempu dapat anda nikmati dari pagi hingga datang gelap. Di Segara Anakan merupakan tempat yang bagus untuk memancing, anda bisa memancing ikan laut sebagai lauk pauk. Anda juga bisa snorkling seharian mengelilingi Segara Anakan dengan pesona terumbu karangnya. Anda juga bisa bermain bola ataupun sekedar bejemur tidur-tiduran di pantai pasir putih yang halus dan semilir angin yang penuh kedamaian.
Pulau sempu sendiri terdapat sebuah danau yang di namai Telaga Lele karena didalamnya banyak dihuni ikan jenis ini dan di lindungi.  Selain itu, pengunjung juga bisa bersantai dengan bermain voli pantai. Bagi yang menyukai suasana alam yang asli, jauh dari kebisingan kehidupan modern, Pulau Sempu memberikan solusi, hanya memang jangan mengharapkan ada hotel berbintang, selain tempat tidur yang dibawa sendiri. Disamping itu juga bisa memanjat karang yang mengitari Segara Anakan, dari atas karang kita bisa melihat deburan ombak laut lepas yang mengikis terbing2 raksasa, sangat indah memang.
Pulang dari Pulau Sempu .Ketika anda beranjak pulang disarankan berangkat pagi hari sehingga anda sampai pada balik bukit pada tengah hari. Selanjutnya menunggu jemputan perahu sesuai perjanjian anda dengan pemilik perahu. Sambil menunggu jemputan ada baiknya anda menyiapkan makan siang dengan membakar ikan atau bahan makanan lainnya yang anda bawa. Pada waktu sampai sendang biru kemungkinan sudah tidak ada angkutan menuju ke pasar turen, lagi-lagi anda diharuskan untuk berkemah di sendang biru. Keesokan paginya akan ada banyak angkutan yang datang untuk menggangkut orang ke Pasar Turen.
Happy holiday , keep enjoy…
Entry Filed under: Adventure, Lingkungan, Pantai, Pulau, Wisata

Pulau Madura


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Madura
Madura bull racing 1999.jpeg
Karapan sapi di Sumenep, Madura.
Geografi
Lokasi Asia Tenggara
Koordinat 7°0′ LS 113°20′ BT
Kepulauan Kepulauan Sunda Besar
Luas 4,250 km²
Negara
Indonesia
Provinsi Jawa Timur
Demografi
Populasi 3.625.000 (per 2010)
Kepadatan 829/km²
Kelompok etnik Madura
Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.250 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk sekitar 4 juta jiwa.
Suku Madura merupakan etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara ,serta sebagian Malang .
Disamping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta,Tanggerang,Depok,Bogor,Bekasi,dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa ada yang berhasil menjadi,Tekonokrat,Biokrat,Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.
Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental dan mudah tersinggung, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Untuk naik haji, orang Madura sekalipun miskin pasti menyisihkan sedikit penghasilannya untuk simpanan naik haji. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa angok pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi carok pada masyarakat Madura.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Administrasi

Madura dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu:
  1. Kabupaten Bangkalan
  2. Kabupaten Sampang
  3. Kabupaten Pamekasan
  4. Kabupaten Sumenep
Pulau ini termasuk provinsi Jawa Timur dan memiliki nomor kendaraan bermotor sendiri, yaitu " M ".

[sunting] Sejarah

Litografi oleh Auguste van Pers yang menggambarkan seorang pangeran dari Madura dan pelayannya di masa Hindia Belanda
Secara politis, Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.[1]

[sunting] Ekonomi

Secara keseluruhan, Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur[2]. Tidak seperti Pulau Jawa, tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat suku Madura tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program transmigrasi terbanyak.
Pertanian subsisten (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. Jagung dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura, tersebar di banyak lahan kecil. Ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi subsisten di sana.
Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam.
Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi sejak 10 Juni 2009, diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.

[sunting] Tokoh Madura

[sunting] Tokoh Legenda

  • Adi Poday, Putera kedua Panembahan Blingi, bergelar Ario Palangjiwo tokoh legendaris yang suka bertapa dan melakukan perkawinan spiritual dengan Potre Koneng dan dkaruniai dua orang anak yaitu Jokotole dan Jokowedi
  • Potre Koneng, alias Dewi Saini cucu dari Pangeran Bukabu di Sumenep
  • Jokotole Anak pertama perkawinan Adipoday dan Potrekoneng yang ditemukan sedang disusui lembu putih di kandang sapi milik Mpu Kelleng yang akhirnya menjadi ayah angkatnya. Tempat dimana terdapat kandang sapi ini kelak menjadi nama Desa di daesah ini yaitu Desa Pekandangan.
  • Jokowedi
  • Mpu Kelleng, seorang pandai besi dari Desa Pekandangan Kecamatan Bluto Sumenep
  • Sakera :adalah seorang jagoan daerah, yang melawan perintah diktator Belanda di perkebunan tebu di daerah Bangil, yang akhirnya dihukum mati oleh Kolonial belanda.
  • Trunojoyo
  • Ke Lesap1

[sunting] Tokoh Kerajaan

  • Pangeran Tengah 1592-1621. Saudara dari:
  • Pangeran Mas 1621-1624
  • Pangeran Praseno Pangéran Tjokro di Ningrat I 1624-1647. Anak dari Tengah and Ayah dari:
  • Pangeran Tjokro di Ningrat II 1647-1707, Panembahan 1705. Ayah dari:
  • Raden Temenggong Sosro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat III 1707-1718. Saudara dari:
  • Raden Temenggong Suro di Ningrat Pangeran Tjokro di Ningrat IV 1718-1736. Ayah dari:
  • Raden Adipati Sejo Adi Ningrat I Panembahan Tjokro di Ningrat V 1736-1769. Kakek dari:
  • Raden Adipati Sejo Adi Ningrat II Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VI 1769-1779
  • Panembahan Adipati Tjokro di Ningrat VII 1779-1815, Sultan Bangkalan 1808-1815. Anak dari Tjokro di Ningrat V dan Ayah dari:
  • Tjokro di Ningrat VIII, Sultan Bangkalan 1815-1847. Saudara dari:
  • Panembahan Tjokro di Ningrat IX, Sultan Bangkalan 1847-1862. Ayah dari:
  • Panembahan Tjokro di Ningrat X, Sultan Bangkalan 1862-1882.
  • Raden Aria Wiraraaja :adalah :Pendiri kerjaan Majapahit . http://id.wikipedia.org/wiki/Aria_Wiraraja

[sunting] Tokoh Ulama/Kyai

  • KH.Syaikhona Kholil :arsitek utama berdirinya NU seorang ulama Madura, almarhum Syaikhona Kholil Bangkalan. Syaikhona Kholil merupakan guru para ulama NU angkatan pertama sejak Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari sampai kyai As’ad Syamsul Arifin.
  • Kiai Pragalbo ...-1531. Ayah dari:
  • Kiai Pratanu Panembahan Lemah Duwur 1531-1592. Ayah dari: Pangeran Tengah 1592-1621. Saudara dari Pangeran Mas 1621-1624
  • KH Ahmad Tidjanie Jauhari, Sekjen Rabithah Al-Alam Al-Islami, Mekkah juga Pimpinan Pondok Pesantren Al Amin Madura
  • KH Alawie, Kiyai dari Sampang
  • KH. Bahaudin Mudhary, Ketua MUI Jatim, Penulis buku Dialog Ketuhanan Yesus
  • KH. Badrie Masduki, Tokoh NU

[sunting] Pahlawan dari Madura

[sunting] Tokoh Pejabat Tinggi Negara Republik Indonesia

  • Mahmud,MD, Prof.Dr. :Ketua Mahkamah Konstitusi
  • Hadi Purnomo: Ketua Badan Pemeriksa Keuangan
  • Herman Widyananda, DR. SE., M.Si.: Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan

[sunting] Tokoh Pejabat Menteri Kabibinet Republik Indonesia

  • Soemarno Sosroatmodjo untuk periode tahun 1960 - 1964 dan 1965 - 1966, Menteri Dalam Negeri dan Gubernur DKI Jakarta :
  • Rachmat Saleh: Menteri Perdagangan
  • Wardiman Joyonegoro, Prof.DR.Ing. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
  • R.Hartono, Menteri Dalam Negeri Jendral
  • Djamaludin Suryohadikusumo, Menteri Kehutanan
  • Nur Mahmudi ( Ketua PKS ), Menteri Kehutanan

[sunting] Tokoh Setingkat Menteri

  • Rahmat Saleh: Gubernur Bank Indonesia
  • Majid: Ketua BPS RI
  • Soedjono Chanafiah Atmonegoro, SH: Jaksa Agung RI

[sunting] Tokoh sebagai Gubernur

  • Moch.Noer: Gubernur Jawa Timur
  • Soemarno Sosroatmodjo: Gubernur DKI Jakarta

[sunting] Tokoh di Militer

  • R.HARTONO, Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD )
  • Muhammad Arifin, Kepala Staf Angkatan Laut ( KSAL )
  • Hanafie Asnan,Kepala Staf Angkatan Udara ( KSAU )
  • Banurusman, Kepala Staf Polisi ( KAPOLRI )
  • Roesman Hadi, KAPLRI
  • Arie Sadewo, Jenderal AD, Wakil BIN

[sunting] Tokoh di Dunia Pendidikan dan Peneliti

  • Ichlasul Amal, Rektor Universitas Gajah Mada
  • R. Achmady, Rektor Universitas Brawijaya (Adik Ichlasul Amal)
  • Afnan Troena, Rektor Universitas Brawijaya
  • HR Soedarso Djojonegoro, Rektor Universitas Negeri Airlangga,link:
http://www.pdat.co.id/ads/html/S/ads,20030626-35,S.html
  • M.Iksan Semaoen, Rektor Universitas Tronojoyo Negeri Madura
  • Nurcholish Madjid, Cak Nur ( Ayahnya Bangkalan Madura), Rektor dan Pendiri universitas PARAMADINA
  • HM Rachimoellah, Guru Besar di Institute Teknologi Surabaya  :
  • Mien Ahmad Rifai, Guru Besar IPB, Penemu Lebih dari 100 Jenis Tumbuhan Baru)Bapak Ahli Jamur Indonesia(Peneliti utama )  :
  • Azis ayahnya Iwan Djaya Azis, Pemilik Surabaya Post
  • Iwan Jaya Azis, Guru Besar & Direktur Paska Sarjana di Cornell University
  • Syairul Alim, Guru Besar Fisika Univesitas Gajah Mada
  • Riswandha Imaw, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Gajah Mada
  • Mochtar Mas'ud, Guru Besar Ilmu Ekonomi UGM
  • Didik Junaidi Rachbini, Prof.DR , Pengamat ekonomi dan politikus PAN  :
  • Faisal Ismail, Guru Besar IAIN Yogyakarta dan Dubes RI di Kuwait
  • Latief Wiyata (CERIC Univ. Jember - Antropolog Budaya Madura)

[sunting] Tokoh Budaya/Seniman Madura

  • Abdul Hadi,WM
  • Kadarisman Sastrodiwiryo
  • D. Zawawi Imron ( Celurit Emas )
  • Sahid Kelana ( Ayah handa Band The Big Kid,Imaniar bersaudara )Seniman Madura mendapat gelar Terompet maut
  • Adrian Pawitra, Pembuat Kamus Bahasa Madura ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Indonesia ke Bahasa Madura
  • Agus Hadi Sudjiwo / lebih dikenal Sudiwo Tejo,(lahir di Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962 Keturunan Madura berdasarkan pengakuan pribadinya, didaerah ini banyak orang maduranya)
  • Jamal D Rahman, Pimpinan Redaksi Majalah Kebudayaan Horison

[sunting] Aktifis Sosial LSM

  • Roostien Ilyas
  • Yusuf Rizal : Presiden LIRA

[sunting] Lain-lain

(sumber: A.M.H.J. Stokvis, Manuel d’histoire, de généalogie et de chronologie de tous les Etats du globe..., Boekhandel & Antiquariaat B.M. Israël, Leiden 1888-1893, 1966)

[sunting] Referensi

  1. ^ Van Dijk, K., de Jonge, H. & Touwen-Bouwsma, E., Introduction, di dalam: van Dijk et al. (penyunting), Across Madura Strait: the dynamics of an insular society, Leiden: KITLV Press, 1995, hlm. 1-6.
  2. ^ Rachbini, D.J., Conditions and consequences of industrialization in Madura, di dalam: van Dijk et al. (penyunting), Across Madura Strait: the dynamics of an insular society, Leiden: KITLV Press, 1995, hlm. 209-220.

[sunting] Lihat pula

Gunung Merapi.

Merapi
Ketinggian 2.968 m (9.737 kaki)
Daftar Ribu, Gunung api Tipe A
Lokasi
Lokasi Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah), Sleman (DI Yogyakarta)
Koordinat 7°32'30" LS 110°26'30" BT
Geologi
Jenis stratovolcano
Letusan terakhir 2010
Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004.
Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.[rujukan?] Kota Magelang dan Kota Yogyakarta adalah kota besar terdekat, berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di lerengnya masih terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes).[1]

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Geologi

Litografi sisi selatan Gunung Merapi pada tahun 1836, dimuat pada buku tulisan Junghuhn.
Gunung Merapi adalah gunung termuda dalam rangkaian gunung berapi yang mengarah ke selatan dari Gunung Ungaran. Gunung ini terbentuk karena aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke bawah Lempeng Eurasia menyebabkan munculnya aktivitas vulkanik di sepanjang bagian tengah Pulau Jawa. Puncak yang sekarang ini tidak ditumbuhi vegetasi karena aktivitas vulkanik tinggi. Puncak ini tumbuh di sisi barat daya puncak Gunung Batulawang yang lebih tua.[2]
Proses pembentukan Gunung Merapi telah dipelajari dan dipublikasi sejak 1989 dan seterusnya.[3] Berthomier, seorang sarjana Prancis, membagi perkembangan Merapi dalam empat tahap.[4] Tahap pertama adalah Pra-Merapi (sampai 400.000 tahun yang lalu), yaitu Gunung Bibi yang bagiannya masih dapat dilihat di sisi timur puncak Merapi. Tahap Merapi Tua terjadi ketika Merapi mulai terbentuk namun belum berbentuk kerucut (60.000 - 8000 tahun lalu). Sisa-sisa tahap ini adalah Bukit Turgo dan Bukit Plawangan di bagian selatan, yang terbentuk dari lava basaltik. Selanjutnya adalah Merapi Pertengahan (8000 - 2000 tahun lalu), ditandai dengan terbentuknya puncak-puncak tinggi, seperti Bukit Gajahmungkur dan Batulawang, yang tersusun dari lava andesit. Proses pembentukan pada masa ini ditandai dengan aliran lava, breksiasi lava, dan awan panas. Aktivitas Merapi telah bersifat letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan runtuhan material ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Kawah Pasarbubar (atau Pasarbubrah) diperkirakan terbentuk pada masa ini. Puncak Merapi yang sekarang, Puncak Anyar, baru mulai terbentuk sekitar 2000 tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, diketahui terjadi beberapa kali letusan eksplosif dengan VEI 4 berdasarkan pengamatan lapisan tefra.
Karakteristik letusan sejak 1953 adalah desakan lava ke puncak kawah disertai dengan keruntuhan kubah lava secara periodik dan pembentukan awan panas (nuée ardente) yang dapat meluncur di lereng gunung atau vertikal ke atas. Letusan tipe Merapi ini secara umum tidak mengeluarkan suara ledakan tetapi desisan. Kubah puncak yang ada sampai 2010 adalah hasil proses yang berlangsung sejak letusan gas 1969.[2]
Pakar geologi pada tahun 2006 mendeteksi adanya ruang raksasa di bawah Merapi berisi material seperti lumpur yang secara "signifikan menghambat gelombang getaran gempa bumi". Para ilmuwan memperkirakan material itu adalah magma.[5] Kantung magma ini merupakan bagian dari formasi yang terbentuk akibat menghunjamnya Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia[6].
Puncak Merapi pada tahun 1930.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar tercatat di tahun 1006 (dugaan), 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu, berdasarkan pengamatan timbunan debu vulkanik.[rujukan?] Ahli geologi Belanda, van Bemmelen, berteori bahwa letusan tersebut menyebabkan pusat Kerajaan Medang (Mataram Kuno) harus berpindah ke Jawa Timur. Letusan pada tahun 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan geologi modern dengan skala VEI mencapai 3 sampai 4. Letusan terbaru, 2010, diperkirakan juga memiliki kekuatan yang mendekati atau sama. Letusan tahun 1930, yang menghancurkan tiga belas desa dan menewaskan 1400 orang, merupakan letusan dengan catatan korban terbesar hingga sekarang.[rujukan?]
Letusan bulan November 1994 menyebabkan luncuran awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban 60 jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus. Pada tahun 2006 Gunung Merapi kembali beraktivitas tinggi dan sempat menelan dua nyawa sukarelawan di kawasan Kaliadem karena terkena terjangan awan panas. Rangkaian letusan pada bulan Oktober dan November 2010 dievaluasi sebagai yang terbesar sejak letusan 1872[7] dan memakan korban nyawa 273 orang (per 17 November 2010)[8], meskipun telah diberlakukan pengamatan yang intensif dan persiapan manajemen pengungsian. Letusan 2010 juga teramati sebagai penyimpangan dari letusan "tipe Merapi" karena bersifat eksplosif disertai suara ledakan dan gemuruh yang terdengar hingga jarak 20-30 km.
Gunung ini dimonitor non-stop oleh Pusat Pengamatan Gunung Merapi di Kota Yogyakarta, dibantu dengan berbagai instrumen geofisika telemetri di sekitar puncak gunung serta sejumlah pos pengamatan visual dan pencatat kegempaan di Ngepos (Srumbung), Babadan, dan Kaliurang.

[sunting] Erupsi 2006

Di bulan April dan Mei 2006, mulai muncul tanda-tanda bahwa Merapi akan meletus kembali, ditandai dengan gempa-gempa dan deformasi. Pemerintah daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sudah mempersiapkan upaya-upaya evakuasi. Instruksi juga sudah dikeluarkan oleh kedua pemda tersebut agar penduduk yang tinggal di dekat Merapi segera mengungsi ke tempat-tempat yang telah disediakan.
Pada tanggal 15 Mei 2006 akhirnya Merapi meletus. Lalu pada 4 Juni, dilaporkan bahwa aktivitas Gunung Merapi telah melampaui status awas. Kepala BPPTK Daerah Istimewa Yogyakarta, Ratdomo Purbo menjelaskan bahwa sekitar 2-4 Juni volume lava di kubah Merapi sudah mencapai 4 juta meter kubik - artinya lava telah memenuhi seluruh kapasitas kubah Merapi sehingga tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah Merapi.
1 Juni, Hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas Gunung Merapi yang lebat, tiga hari belakangan ini terjadi di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Muntilan sekitar 14 kilometer dari Puncak Merapi, paling merasakan hujan abu ini. [9]
8 Juni, Gunung Merapi pada pukul 09:03 WIB meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman. Hari ini tercatat dua letusan Merapi, letusan kedua terjadi sekitar pukul 09:40 WIB. Semburan awan panas sejauh 5 km lebih mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara Kaliadem di wilayah Kabupaten Sleman. [10]

[sunting] Erupsi 2010

Peningkatan status dari "normal aktif" menjadi "waspada" pada tanggal 20 September 2010 direkomendasi oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta. Setelah sekitar satu bulan, pada tanggal 21 Oktober status berubah menjadi "siaga" sejak pukul 18.00 WIB. Pada tingkat ini kegiatan pengungsian sudah harus dipersiapkan. Karena aktivitas yang semakin meningkat, ditunjukkan dengan tingginya frekuensi gempa multifase dan gempa vulkanik, sejak pukul 06.00 WIB tangggal 25 Oktober BPPTK Yogyakarta merekomendasi peningkatan status Gunung Merapi menjadi "awas" dan semua penghuni wilayah dalam radius 10 km dari puncak harus dievakuasi dan diungsikan ke wilayah aman.
Erupsi pertama terjadi sekitar pukul 17.02 WIB tanggal 26 Oktober. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan. Letusan menyemburkan material vulkanik setinggi kurang lebih 1,5 km dan disertai keluarnya awan panas yang menerjang Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman.[11] dan menelan korban 43 orang, ditambah seorang bayi dari Magelang yang tewas karena gangguan pernafasan.
Sejak saat itu mulai terjadi muntahan awan panas secara tidak teratur. Mulai 28 Oktober, Gunung Merapi memuntahkan lava pijar yang muncul hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada pukul 19.54 WIB.[12] Selanjutnya mulai teramati titik api diam di puncak pada tanggal 1 November, menandai fase baru bahwa magma telah mencapai lubang kawah.
Namun demikian, berbeda dari karakter Merapi biasanya, bukannya terjadi pembentukan kubah lava baru, malah yang terjadi adalah peningkatan aktivitas semburan lava dan awan panas sejak 3 November. Erupsi eksplosif berupa letusan besar diawali pada pagi hari Kamis, 4 November 2010, menghasilkan kolom awan setinggi 4 km dan semburan awan panas ke berbagai arah di kaki Merapi. Selanjutnya, sejak sekitar pukul tiga siang hari terjadi letusan yang tidak henti-hentinya hingga malam hari dan mencapai puncaknya pada dini hari Jumat 5 November 2010. Menjelang tengah malam, radius bahaya untuk semua tempat diperbesar menjadi 20 km dari puncak. Rangkaian letusan ini serta suara gemuruh terdengar hingga Kota Yogyakarta (jarak sekitar 27 km dari puncak), Kota Magelang, dan pusat Kabupaten Wonosobo (jarak 50 km). Hujan kerikil dan pasir mencapai Kota Yogyakarta bagian utara, sedangkan hujan abu vulkanik pekat melanda hingga Purwokerto dan Cilacap. Pada siang harinya, debu vulkanik diketahui telah mencapai Tasikmalaya, Bandung,[13] dan Bogor.[14]
Bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin juga mengancam kawasan lebih rendah setelah pada tanggal 4 November terjadi hujan deras di sekitar puncak Merapi. Pada tanggal 5 November Kali Code di kawasan Kota Yogyakarta dinyatakan berstatus "awas" (red alert). [15][rujukan?]
Letusan kuat 5 November diikuti oleh aktivitas tinggi selama sekitar seminggu, sebelum kemudian terjadi sedikit penurunan aktivitas, namun status keamanan tetap "Awas". Pada tanggal 15 November 2010 batas radius bahaya untuk Kabupaten Magelang dikurangi menjadi 15 km dan untuk dua kabupaten Jawa Tengah lainnya menjadi 10 km. Hanya bagi Kab. Sleman yang masih tetap diberlakukan radius bahaya 20 km.[16]

[sunting] Vegetasi

Gunung Merapi di bagian puncak tidak pernah ditumbuhi vegetasi karena aktivitas yang tinggi. Jenis tumbuhan di bagian teratas bertipe alpina khas pegunungan Jawa, seperti Rhododendron dan edeweis jawa. Agak ke bawah terdapat hutan bambu dan tetumbuhan pegunungan tropika.
Lereng Merapi, khususnya di bawah 1.000 m, merupakan tempat asal dua kultivar salak unggul nasional, yaitu salak 'Pondoh' dan 'Nglumut'.

[sunting] Rute pendakian

Gunung Merapi merupakan obyek pendakian yang populer. karena gunung ini merupakan gunung yang sangat mempesona. Jalur pendakian yang paling umum dan dekat adalah melalui sisi utara dari Sèlo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Tlogolele. Desa ini terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pendakian melalui Selo memakan waktu sekitar lima jam hingga ke puncak.
Jalur populer lain adalah melalui Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta di sisi selatan. Jalur ini lebih terjal dan memakan waktu sekitar 6-7 jam hingga ke puncak. Jalur alternatif yang lain adalah melalui sisi barat laut, dimulai dari Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan melalui sisi tenggara, dari arah Deles, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

[sunting] Lihat pula

[sunting] Galeri

Foto-foto Merapi dari sisi sebelah utara, setelah letusan 2006.

[sunting] Rujukan