Sabtu, 11 Februari 2012

Gunung Panderman

Gunung Panderman
Gunung Panderman di Kota Wisata Batu tidak hanya menyediakan wisata rekreasi, tetapi ada juga jalur wisata mendaki Gunung Panderman. Gunung ini sudah amat dikenal hingga ke Negeri Belanda. Maklum nama Panderman diambilkan dari nama orang Belanda Van Der Man yang mengagumi gunung tersebut.
Untuk mendaki dengan berjalan cepat hingga ke puncak hanya butuh waktu sekitar dua jam. Bagi pemula mungkin antara tiga sampai empat jam. Meski banyak jalan menanjak tetapi jarak dari kaki gunung hingga ke puncak tidak terlalu jauh.
Jika sampai ke puncak gunung, pendaki bisa menikmati indahnya pemandangan Kota Wisata Batu dan Kota Malang secara lengkap. Jika sampai puncak malam hari, akan terlihat hamparan sinar lampu kerlap kerlip nan mempesona. Dijamin bagi yang sedang berada di puncak tak ingin segera turun.
Setiap malam minggu dan hari libur banyak sekali wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang camping di lereng-lereng gunung itu. Mereka membawa tenda-tenda kecil untuk pelindung saat tidur.
Untuk naik gunung ini dari Kota Malang bisa naik bus lalu minta diturunkan di pertigaan Desa Pesanggrahan. Lalu berjalan kira-kira dua kilometer ke arah barat, dari sana suasana pegunungan mulai terasa.
Kawasan pertama yang akan dilalui jika ingin mendaki adalah kawasan Latar Ombo. Di sini biasa digunakan untuk berkemah sejumlah pendaki. Di sini juga ada sumber air yang jernih yang bisa dipakai cuci muka, mandi kalau mau, dan area di sekitarnya, bisa digunakan untuk memasak bagi pendaki yang akan meneruskan perjalanan naik atau turun. Di pos ini suasananya semakin indah. Gemericik air gunung yang jernih mampu menenangkan hati yang gundah. Sementara, dari situ juga bisa melihat kerlap kerlip sebagian lampu di Kota Wisata Batu. Suara alamnya mampu menggeser bisikan-bisikan setan yang membuat hati gelisah.
Setelah Latar Ombo, ada pos kedua yang bisa dijadikan istirahat sejenak. Pos itu namanya Watu Gede. Di kawasan ini ada batu besar, dari sini pula bisa menikmati pemandangan di bawah dengan cukup lengkap. Meski belum sampai puncak, pos ini sangat menakjubkan.
Bagi pendaki yang ingin membawa oleh-oleh bunga Edelweis, bisa mencari di beberapa semak dan lereng. Meski saat ini semakin jarang, bagi yang beruntung masih mungkin mendapatkan bunga keabadian tersebut.

Gunung Panderman
Gunung Panderman bisa dikatakan adalah ikon alam Kota Batu. Dimanapun anda berada dalam wilayah Kota Batu, gunung ini akan selalu tampak dan menjadi latar belakang yang menarik. Puncaknya dapat dilihat jelas dari bawah, namun meskipun puncaknya terkesan tidak begitu tinggi, untuk mencapainya diperlukan stamina yang prima karena jalan menuju ke puncak menanjak cukup tajam dan melelahkan.  Jika anda kebetulan sedang berada di alun-alun Kota Batu, maka gunung dengan tinggi 2045 meter ini akan menjadi semacam “backdrop” untuk alun-alun Kota Batu yang terkenal dengan bianglala-nya tersebut.
Untuk mendaki Gunung Panderman ada dua jalur; jalur pertama adalah jalur umum yang sudah banyak dikenal yaitu melalui Dukuh Toyomerto, Desa Pesanggrahan. Jalur kedua bisa dikatakan tidak banyak yang mengetahuinya karena jalur ini bukanlah jalur umum dan tidak terdapat fasilitas-fasilitas seperti tempat parkir dan air bersih karena memang tidak dirancang bagi mereka yang akan mendaki Gunung Panderman; namun sebenarnya jalur ini adalah semacam “Jalan Pintas” untuk sampai di puncak, dan bagi para anggota pecinta alam di Kota Batu, jalur ini justru merupakan jalur favorit mereka. Para anggota pecinta alam Kota Batu biasa menyebutnya dengan jalur “Curah Banteng.” Sebuah jalur yang cukup menantang karena di beberapa tanjakan sudut kemiringannya nyaris mencapai 90 derajat, dan hanya bisa dilewati dengan cara memanjatnya.
Pemandangan di sepanjang jalur kedua ini tidak kalah indahnya dengan jalur pertama namun cukup berbahaya.  Pendaki akan melewati tepian Curah Banteng yang sangat curam namun begitu indah. Jika beruntung, pendaki bisa membawa pulang bunga edelweis yang banyak terdapat di sekitar Curah Banteng. Untuk melewati jalur ini, dari Kota Batu pendaki harus menuju ke arah Kusuma Agrowisata Hotel, dan terus naik melalui jalan beraspal yang cukup menanjak sampai ke titik awal pendakian.
Gunung Panderman dilihat dari berbagai sudut Kota Batu
Bagi anda yang memilih jalur pertama atau jalur umum, pertama anda harus menuju Dukuh Toyomerto, Desa Pesanggrahan sebagai dukuh terakhir sebelum pendakian. Di sini anda bisa menitipkan kendaraan dan mengurus perizinan.  Setelah itu anda bisa langsung bergerak menuju Pos I yaitu Pos Pendaftaran dilanjutkan ke Pos tempat sumber air (sekitar 1330 meter dpl), dimana anda bisa mengisi persediaan air bersih terakhir karena setelah itu tidak akan dijumpai lagi air bersih. Berikutnya anda harus berjalan lagi menuju pos yang lebih tinggi lagi yaitu Pos Latar Ombo (1600 meter dpl) dimana waktu tempuhnya kurang lebih satu jam dari Pos tempat sumber air.
Pos berikutnya adalah pos yang disebut Pos Watu Gede (1730 meter dpl) karena di tempat ini terdapat banyak sekali batu-batu besar. Hembusan angin di Pos Watu Gede ini cukup kencang sehingga jarang sekali pendaki yang berkemah di sini. Dari pos ini perjalanan menuju ke puncak akan melewati hamparan ilalang dan dilanjutkan dengan tanjakan-tanjakan yang sangat menguras tenaga, kondisi medan di sini sangat terbuka dan tidak ada ruginya untuk menikmati sejenak pemandangan sekitar yang cukup indah. Dari tempat ini, untuk mencapai puncak diperlukan waktu sekitar 30 menit atau lebih karena medan yang menanjak merupakan hambatan yang tidak dapat dianggap enteng. Sampai di puncak yang disebut Puncak Basundara dengan tinggi 2045 meter dpl ini, seluruh rasa letih akan terhibur saat di depan anda membentang pemandangan Gunung Arjuno dan Welirang, hamparan Kota Batu dan Malang, serta jika langit sedang cerah, kita juga bisa melihat gugusan pengunungan Tengger dan Gunung Semeru.
Alun-alun Kota Batu sekitar tahun 1935 dengan Gunung Panderman sebagai latar belakangnya.
Gunung Panderman ini sangat cocok bagi yang menyukai “Outdoor Activity” dan sekaligus untuk melengkapi kunjungan dan wisata anda di Kota Wisata Batu.
***

Foto Ka’bah Sepanjang Waktu


kabah2.jpgkabah1.jpgkabah7 masa lalu th-.jpgkabah8 masa lalu.jpgkabah9 masa lalu.jpgkabah10 old.jpgkabah12 old.jpgkabah15 1951.jpgkabah17.jpg
Adakah kerinduan kita setiap saat untuk datang ke rumahNya?.

7 Malam Pertama Di Alam Kubur? :

Buku buah karya Jamal Ma’mur Asmani : Beginikah Rasanya 7 Malam Pertama Di Alam Kubur? : Bacaan inspiratif Pengingat Kelalaian Hati, 206 hlm, Penerbit Diva Press, 2008 ini boleh juga.  Buku yang judulnya cukup menantang ini terbit pertama Juli 2008, dan saya membelinya pada cetakan ke 3 September 2008.  Dengan kata lain, tiap bulan cetak ulang.
Pada cover buku dengan kombinasii warna putih, hitam, merah dan disain yang cukup catch eye tertulis dua ayat yang dipasang pada cover :
QS Yaasin 36:52. Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?.” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya).
QS Al-Hajj 22:7. dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur.
Terdiri dari 5 bab yaitu 1 : Misteri Alam Kubur, 2 Persiapan Menjelang Ajal Tiba, 3 Rahasia Tujuh Hari Pertama di Alam Kubur, 4 Teladan Para Kekasih Allah, dan bab terakhir bab 5 Menggapai Surga Dunia dan Akhirat. Penulisnya lahir 1979, sarat dengan pengalaman Pasantren dan telah menulis beberapa buah buku yang diterbitkan beberapa nama penerbit.
Secara keseluruhan, buku ini mengajak pembacanya untuk melihat kehidupan dunia sebagai bagian dari perjalanan menuju neraka atau surga negeri yang kekal.  Negeri akhirat.  Tahapan kehidupan manusia dimulai dari alam kandungan, alam dunia, alam kubur (barzakh), dan alam akhirat.  Dijelaskan tidak terlalu lengkap dan agak sedikit dangkal, namun cukup memadai untuk memberikan gambaran perjalanan manusia.  Saya pikir kalau dijelaskan juga sebelum sampai ke alam kandungan, ketika ruh melakukan perjanjian dengan Allah (QS 7:172) akan lebih melengkapi.  Namun, boleh jadi memang fokus penulisnya sesuai tema buku sehingga kurang menarik perhatian.
Mengingat Mati.
Alam kubur dari tahapan yang dijelaskan oleh buku ini dinilai sebagai tahapan mendebarkan karena alam kubur adalah alam pertama manusia mempertanggungjawabkan amal perbuatannya, sendirian dalam ruangan gelap tak berteman.  Siksa dan nikmat adalah dua hal yang mengiringi manusia di alam kubur.  Oleh sebab itu, manusia harus selalu mengingat kematiannya yang tidak bisa diterka kapan datangnya.  Mengingat kematian dalam arti mempersiapkan diri secara maksimal dengan memperbanyak amal shalih.  Perbanyaklah mengingat sesuatu yang menghacurkan kenikmatan, yaitu kematian (HR Tirmidzi dan Nasa’i, yang dikatakan oleh Ibnu Hibban) (hlm 30).
Buku ini sarat dengan nasihat untuk beramal shalih (ibadah formal dan mencari ilmu dunia dalam kerangka ibadah) sehingga layak untuk memberikan inspirasi dan nasehat untuk tidak hanya bermegah-megahan di dunia, padahal jelas Allah akan menanyakan tentang kenikmatan yang dimegah-megahkan di dunia ini.
Pentingnya Ilmu Yang Bermanfaat.
Cukup menarik yang disampaikan anak muda ini mengenai ilmu yang bermanfaat : 1. Mengamalkannya, dan 2 Menyebarluaskannya (mengajarkan).  Mereka yang menyebarkan bisa bernama atau disebut kyai, ustad,  mubaligh, intelektual, penulis, dan lain sebagainya (hlm 104).  Penulis tidak secara tegas menegaskan bahwa ilmu agama saja yang penting.  Namun keseluruhan ilmu yang bermanfaat.  Dengan begitu Islam menjadi salah satu satu-satunya agama yang mendorong ummatnya untuk memperhatikan 3 hal, yaitu belajar, belajar, dan belajar sampai akhir hayat.  Agak jarang penulis yang mendorong dibangunnya suatu spirit yang secara tegas seperti ini.  Kebanyakan fokusnya hanya semata pada ibadah vertikal saja.  Kalaupun ada ibadah horisontal, biasanya kupasannya terlalu seadanya.
Halaman selanjutnya menjelaskan hadis yang berkenaan dengan ini (hlm 105-106).
Barang siapa belajar satu bab ilmu yang bermanfaat untuk akhirat dan dunianya, maka itu lebih baik dari umur dunia tujuh ribu tahun, puasa siangnya, dan shalat malamnya, diterima tidak ditolak.
Belajarlah ilmu, karena sesungguhnya mempelajarinya karena Allah adalah kebaikan, mengkajinya seperti membaca tasbih, menelitinya seperti berjuang, mencarinya adalah ibadah, mengajarkannya adalah shadaqah, mencurahkan ilmu kepada ahlinya adalah mendekatkan diri, berpikir dalam ilmu menyamai puasa, dan mengingat-ingatnya menyamai shalat malam.
Di tengah keringnya semangat keilmuan, maka mengingat mati sambil memesankan untuk juga memiliki etos muslim yang dunia – akhirat adalah satu pola pikir yang layak kita apresiasi.
Itu semua adalah investasi akhirat (hlm 117).
Bab ketiga adalah penjelasan Tujuh Hari pertama di alam kubur. Hari pertama dijelaskan tersendiri dan hari kedua sampai ke tujuh dalam satu subbab tersendiri.  Memang hari pertama, terlebih sebelum memasuki hari pertama adalah saat paling kritikal.  Adakah seorang wafat husnul khatimah atau dalam keadaan merugi.
Tekanan Sakratul Maut.
Rankaian ayat yang cukup penting untuk diperhatikan oleh orang beriman :
QS 6: 93. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepada saya”, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: “Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah.” Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya. 94. Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa’at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah).
QS 56:83. Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, 84. padahal kamu ketika itu melihat,85. dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat, 86. maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah)?, 87. Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?
Uraian selanjutnya, menjelaskan betapa beratnya berhadapan dengan sakratul maut.  Sejumlah hadis dan memang Al Qur’an juga sudah menjelaskan betapa beratnya seseorang berhadapan dengan sakratul maut.
Sebuah hadis meriwayatkan (HR Bukhari, Abu Dawud, Nasa’i) dijelaskan oleh penulisnya (hlm 130) :
Sesungguhnya seorang hamba jika sudah diletakkan di kuburannya, lalu para sahabatnya pergi, maka ia pasti mendengar suar langkah dari sandal sahabatnya.  KEtika mereka sudahpergi, maka datanglah kepadanya dua malaikat, kemudia mereka berdua (malaikat) mendudukkannya dan berkata kepadanya, “Apa yang kamu katakan dalam masalah laki-laki ini, Muhammad?”
Adapun orang yang beriman maka ia menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa sesungguhnya ia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.’Kemudian diucapkan,’Lihatlah tempatmu di neraka, Allah telah menggantinya kepadamu tempat di surga.’Kemudian mereka melihatnya semua.
“Adapun orang kafir dan munafik, maka ia berkata,’Aku tidak tahu, aku berkata seperti apa yang dikatakan manusia.’Kemudian dikatakan, ‘Kamu tidak mengetahui dan kamu tidak membaca?’ Kemudian, ia dipukul satu pukulan dengan palu dari besi antara dua telinganya, kemudia ia menjerit yang bisa didengar orang sekitarnya kecuali jin dan manusia.
Hari Pertama di Alam Kubur.
Dari kutipan buku Imam Abdurrahman bin Ahma al-Qadhi, Daqiqul Akhbar yang dikutip oleh penulisnya, mayit yang menuliskan amalnya yang jelek maka ia akan dibukakan pintu neraka, ia lalu melihat tempatnya di Neraka. Ia mengecap (mencap, menandai) dengan kukunya dan menggnatungkannya di leher amalan baik dan buruk yang ditulisnya dan menggantungkannya di lehernya sampai hari kiamatmaka ia terus dalam keadaan seperti itu sampai datangnya hari kiamat (hlm 127-129). Sumber inspirasi tulisan tentang hari pertama sampai hari ke tujuh ini di dominasi oleh hadis dan cerita-cerita yang bisa membuat bergidik. Unsur menakut-nakuti cukup terasa. Wajarlah kita takut dan tentunya diharapkan karenanya kualitas keimanan kita dapat ditingkatkan.
Penjelasan tentang melihat tempatnya di neraka sampai hari kiamat dan tetap dalam keadaan itu bersumber dari hadis/buku yang dikutip penulis. Di Al Qur’an sendiri tidak ada penjelasan kondisi seperti diceritakan, tapi jelas pula seperti pada cover buku ini. Ditulis pula ayat 36:52 seperti dikutip di awal :”… siapakah yang membangkitkan kami dari tidur kami…” Jadi penjelasan hari pertama ini berbeda dengan ayat yang dikutip. Sayang penulisnya tidak menjelaskan lebih terinci perbedaan ini atau menjelaskan beberapa keadaan yang didapat dari nikmat, siksa kubur, nikmat kubur, dan saat dibangkitkan serta perjalanan setelah hari pengadilan. Runtutan ini bisa membuat esensi dan pemaknaan buku ini terhadap “misteri” akan lebih bernilai karena runtutan logis dalam kombinasi ayat dan hadis tentulah harus berkesuaian.
Lepas dari hal ini, secara keseluruhan buku ini inspiratif dan mengingatkan agar tidak terlena pada dunia, tidak memutuskan pahala yang masih bisa diraih walaupun kita sudah masuk alam kubur.
Selebihnya, buku ini memang mengingatkan saya betapa pentingnya untuk setiap saat memposisikan diri dalam kerangka bahwa hidup ini adalah fana, semu, penuh tipu daya sehingga mengisinya dengan amal shalih menjadi sasaran pokoknya jangan kita lupakan.  Negeri akhirat adalah negeri yang dijanjikan Allah, kita berharap rahmat dan ampunanNya untuk tiba ke sana dengan selamat……

Pusat Pergerakan Lempeng Bumi : MEKKAH !?



Peta Topografi Mekkah
Gambar peta ini menunjukkan Mekkah sebagai “pusat”. Tidak ada yang terlalu menarik dari gambar hitam putih ini, namun adanya wacana untuk Mecca Time sebagai ganti (!) atau cara pandang baru terhadap GMT yang sudah menginternasional sejak berabad lalu, tentunya ada hal yang menarik. Khususnya bagi ummat Islam. Salah satu alasannya adalah Mekah berada Semenanjung Arab, berada di antara Asia, Afrika, dan Eropa. Jika daratan yang ada itu disatukan maka Mekkah berada di pusatnya. Ada kajian ilmiahnya mengenai hal ini. Saya sendiri tidak begitu mengerti lho. Namun, selalu saja memang ada yang menarik untuk dikaji.
Peta di atas, (tapi saya tidak tahu sumber sahihnya dari mana) adalah gambar yang menyajikan Mekkah sebagai pusat dari lingkaran yang dibuat pada peta dua dimensi ini. Peta ini menggambarkan bahwa jika ditarik lingkaran, maka memberikan gambaran bahwa meluasnya daratan yang menyebabkan terbentuknya semenanjung pada lautan merah (Rea Sea) itu bergerak mengikuti lingkaran-lingkaran yang pusat (asalnya) dari Mekkah.
mekah-2-peta.jpg
Jika diperbesar, gambar sebelah ini juga menunjukkan kecenderungan yang sama. Pergerakan daratan (lempeng tektonik) menampakkan tanda-tanda bahwa pusat asalnya memang berada di Mekkah.
Selama ini memang, kita memahami dari pelajaran mengenai pergerakan lempeng tektonik bumi bergerak saling menjauhi atau saling mendekati pada bagian-bagian yang dianalisis saling menjauh pada wilayah yang berdekatan terjadi gesekan. Bukan menganalisis titik awalnya (yang mungkin sangat sulit diprediksinya).
Sulit untuk menemukan kebenarannya, namun bagaimanapun, cara pandang ini menarik. Merekahnya permukaan bumi berawal dari satu titik kekuatan dan itu dimulai dari Mekkah. Mewacanakan untuk membentuk Mecca Time sebagai alat ukur waktu juga adalah satu pencarian kebenaran (dan pembenaran) yang menarik. Apakah kita masih bisa menemukan pada permukaan bumi yang bulat itu bahwa memang pergerakan yang terjadi bermula dari Mekah kemudian menggerakkan daratan.
Jadi tidak semata waktu, tetapi juga banyak hal yang dipahami atau tidak dipahami berawal dari titik tersebut !.
Wallahu alam.

Tempat tempat Memancing Di Surabaya

Tempat tempat Memancing Di Surabaya

"Bukan bermaksud mau pamer, tetapi hanya sebagai cara untuk mengawali cerita." Kita baru aja membeli seperangkat alat pangcing. Joran alias stick plus gerek-an tali senar.

Orang sering bilang, barang baru semangat baru. Seperti itulah kita ini. Karna punya alat pancing baru, tiap hari otak maunya mancing mulu. Ikannya gak seberapa, tapi sensasi umpan dimakan dan saat menarik ikan rasanya ruarrrrrr biasaaa :D.

Selama punya alat pancing sudah lumayan banyak tempat memancing diSurabaya ini yang kita coba. Tapi kesemuanya itu bukan kolam yang berbayar. Tempat2 yang kita coba umumnya masih terdapat unsur alam. Misal sungai, kali, waduk dan sebagainya.

Tempat pertama yang kita coba adalah kali dibawah tol juanda - Jalan kerto Menanggal. Ikannya banyak, tapi gak tau kenapa gak pernah dapat.

Berikutnya adalah Sungai yang membelah Wonokromo. Tepatnya diatas jembatan dari arah gunung sari ke jalan Ketintang. Tempat ini ikannya agak rakus. Kita memancing diatas trotoar jembatan dan jembatan penghubung kecil.

Jagir wonokromo, sisinya adalah sebuah sungai panjang. Tempat ini juga diminati pemancing. Kita beberapa kali coba disini. Sungai ini satu alur dengan sungai yang diatas jembatan Gunung Sari - Ketintang.

Berikutnya, ini tempat terakhir yang kita coba. Adalah Waduk di Rungkut Industri. Tempatnya luas banget. Dan jumlah pemancing yang nongkrong disini tidak terhitung. Waduk waduk disini ternyata adalah tempat menampung limbah pabrik.
Well... kesemua tempat yang disebutkan diatas air tawar. Sedang tempat memancing ikan air asin di Surabaya bisa coba di Kenjeran, Tanjung Perak dan kalau tidak salah muara sungai yang bernama Maspion atau apa. Tapi Jujur aja, yang laut belum pernah sekalipun kita coba...Mungkin nanti nanti baru kita test.

Pulau Nusa Barong


JEMBER - Jember ke depan bakal mempunyai tempat wisata alam dan bahari yang tak kalah dengan daerah lain. Kawasan yang akan dirombak menjadi tempat wisata alam dan bahari itu adalah Pantai Puger dan Pulau Nusa Barong. Untuk mewujudkan itu Bupati Jember M.Z.A Djalal Rabu (15/10) mengunjungi pantai Puger dan Nusa Barong. Selain mengajak beberapa kepala dinas, Bupati Djalal juga mengajak dua investor asal Surabaya untuk melihat langsung potensi dan keindahan pantai yang berbatasan langsung dengan pantai Selatan itu.
Rombongan Bupati dan pejabat pemkab yang berangkat dari Pantai Pancer sekitar pukul 10.00 tiba di Teluk Jeruk Pulau Nusa Barong sekitar pukul 11.00. Bupati Djalal berkeyakinan bisa merubah Pantai Puger dan kehidupan masyarakatnya menjadi yang lebih baik lagi. ‘’Untuk merubah semua ini harus mendapat dukungan dari semua pihak khususnya masyarakat Puger, tempat wisata ini bisa dirubah menjadi tempat wisata yang lebih modern, ‘’ katanya.
Untuk mewujudkan rencana itu memang membutuhkan anggaran yang cukup besar. Untuk itu pemkab akan mengajukan proposal ke provinsi dan pemerintah pusat.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan studi banding ketempat-tempat wisata lainnya. ‘’ Insya Allah 2009 akan dimulai dengan pembangunan fisik yang mendukung untuk menuju wisata internasional’’katanya.
Langkah pertama yang akan dilakukan adalah memperbaiki jalur menuju dermaga dan membangun tempat bersandarnya kapal nelayan. Saat ini kata Djalal tidak semua warga puger bisa datang ke Nusa Barong. ‘’Kalau sudah disulap menjadi tempat wisata tidak hanya warga Jember saja yang datang tapi dari luar Jember dan mancanegara,’’ ujarnya. Sehingga, selain memiliki pantai Watu Ulo nantinya Jember akan memiliki wisata lain yaitu Puger dan Nusa Barong.
Nusa Barong kata Djalal mempunyai potensi yang di kelilingi perikanan kelautan dan wisata alam dan cagar alam. Secara kelembagaan pihak BKSDA kata dia juga mendukung dan mengusulkan Nusa Barong untuk dijadikan wisata alam. (jum/Erje)

JADI DAYA TARIK:

JADI DAYA TARIK:
Keindahan Perairan Teluk Jeruk saat air surut bisa menjadi daya tarik wisatawan

DINDING PADAS:

DINDING PADAS:
Sebuah jukung melintas di bawah karang setinggI puluhan meter meter di salah satu sudut pulau Nusa Barong.

MINIM TANGKAPAN:

MINIM TANGKAPAN:
Minimnya ikan membuat perahu besar ini ikut mencari ikan di tepian Nusa Barong

SURGANYA PEMANCING:

SURGANYA PEMANCING:
Air laut yang tenang di sisi utara Nusa Barong menjadi surga bagi para pemancing.

BUKIT TERBELAH:

BUKIT TERBELAH:
Hantaman ombak Samudra Hindia telah mengikis bukit karang ini hingga tinggal separo dan membentuk lubang yang menganga.

PIRAMID KARANG:

PIRAMID KARANG:
Karang di sebelah Teluk Kandangan tempat bertelurnya penyu di sisi selatan Nusa Barong.Karang di sebelah Teluk Kandangan tempat bertelurnya penyu di sisi selatan Nusa Barong.

Lambaian Pejabat

Lambaian Pejabat
Jajaranpejabat Pemkab Jember usai pulang dari Nusa Barong

SAPA NELAYAN:

SAPA NELAYAN:
Bupati Djalal menyapa para nelayan asal Payangan Watu Ulo yang mencari ikan di Pulau Nusa Barong.

TINJAU LANGSUNG:

TINJAU LANGSUNG:
Bupati Djalal dan dua investor melihat Peta Nusa Barong Sudarno, staf Kecamatan Puger

UWIH…, DINGINNYA!:

UWIH…, DINGINNYA!:
Bupati Jember M.Z.A. Djalal dan Wabup Kusen Andalas bersama pejabat Pemkab Jember merasakan dinginnya perairan Teluk Jeruk

Meluncur:

Meluncur:
UNTUK menuju Pulau Nusa Barong, rombongan mengunakan speed bout.

BERSANTAI:

BERSANTAI:
Sambil menunggu air pasang, beberapa kepala dinas Pemkab Jember menghabiskan waktu dengan tiduran di pinggir pantai Nusa Barong.

Rehat Dulu AH!

Rehat Dulu AH!
Setelah kelelahan menempuh perjalan jauh, Bupati Djalal menyempatkan istirahat sejenak bersama kepala dinas lainnya sambil menunggu air laut pasang hingga sore.

WISATA ALAM:

WISATA ALAM:
Keindahan sekeliling pulau Nusa Barong yang masih dipenuhi pepohonan menghijau.

Fenomena Piramida Garut


Indonesia punya piramida ? Ya, letaknya di Gunung Sadahurip, Desa Sukahurip, Kec.Pangatikan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Piramida merupakan struktur bangunan limas dengan beberapa sisi, banyak terdapat di Mesir dan di Semenanjung Yucatan, bagian utara Meksiko yang menjadi pusat peradaban bangsa Maya. Fungsi piramida itu sendiri antara lain sebagai tempat pemujaan, makam penguasa dan lumbung pangan. Selain di kedua lokasi tersebut, piramida juga dikabarkan terdapat di Cina (Provinsi Xaanshi), bahkan di Segitiga Bermuda.
Keberadaan Piramida di Garut, terungkap ketika Tim Katastropik Purba menemukan fakta, bahwa bangunan berbentuk limas yang terpendam sampai kedalaman lima meter di Gunung Sadahurip, merupakan sebuah piramida yang umurnya lebih tua dari piramida Giza di Mesir. Piramida Giza yang tepatnya berlokasi di Nekropolis merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia, diduga pembangunannya berlangsung selama 20 tahun dan dapat dirampungkan tahun 2560 sebelum masehi (SM). Menurut hasil penelitian secara intensif dan uji karbon, dapat dipastikan piramida Garut lebih tua dibanding piramida Giza.
Uji karbon sendiri sebenarnya mulai diterapkan sekitar tahun 1940-an, terutama ketika waktu paruh radiokarbon dapat diketahui, yaitu 5.568 tahun. Oleh sebab itu semua benda yang mengandung unsur radiokarbon dapat dilacak umurnya. Namun benda yang lebih tua dari 70.000 tahun, tidak dapat dilacak, karena unsur radiokarbonnya sudah habis meluruh.
Pernyataan mengenai kepastian adanya Piramida di Garut disampaikan oleh Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana. Menurutnya, dari beberapa gunung yang di dalamnya ada bangunan menyerupai piramid, setelah diteliti secara intensif dan uji carbon dating, dipastikan umurnya lebih tua dari Piramida Giza.
Sebelumnya, Tim Bencana Katastropik Purba yang beranggotakan ahli-ahli kebumian dari lembaga-lembaga riset dan perguruan tinggi di Indonesia yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana akan mengusulkan kepada Presiden, supaya obyek riset yang meliputi Gunung Kaledong, Gunung Putri (Gunung Sadahurip, lokasi di mana piramida ditemukan), dan Gunung Haruman (semuanya di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat), dijadikan cagar budaya. Hal itu setelah melalui metoda ilmu kebumian, meneliti sumber-sumber bencana alam dan melacak informasi dari masa lalu yang berkaitan dengan kejadian bencana alam katastropik.
Menurut Koordinator Tim Bencana Katastropik Purba, Erick Ridzky, bahwa penelusuran yang dilakukan berdasarkan kajian morfologi dan geologi detil, dengan memanfaatkan peta-peta GIS Digital Elevation Map (DEM) dan citra satelit beresolusi tinggi. Langkah-langkah pengembangan metoda tomografi dan pencitraan struktur bawah permukaan dengan mempergunakan peralatan geofisika terkini. Termasuk metoda geolistrik, georadar, elekromagnetik, dan magneto-graviometer, telah memetakan struktur anomali dari obyek penelitian ketiga gunung tersebut. Pemeriksaan materi dan analisis radiometric dating atau penentuan umur batuan(lapisan) juga telah dilakukan.
Temuan Piramida di Garut mengungkapkan adanya peradaban tingkat tinggi di tanah Pasundan itu pada sekitar 4600 tahun yang lalu. Angka tersebut diperoleh dari fakta penelitian, bahwa piramida di Garut lebih tua dibanding piramida Giza di mesir yang selesai pembangunannya tahun 2560 SM. Sebagaimana diketahui, untuk membangun sebuah piramida diperlukan teknologi konstruksi, teknologi bahan (material), serta kemampuan manusia baik secara kualitas maupun kuantitas. Untuk menyelesaikan sebuah piramida diduga memerlukan waktu 20 tahun, dengan melibatkan sekitar sepuluh ribu orang.
Sebagaimana lokasi piramida di Mesir atau Meksiko, biasanya diwarnai dengan berbagai mitos dan legenda. Begitu pula lokasi pramida Gunung Sadahurip, oleh warga setempat dianggap keramat, meskipun di sekitar lokasi banyak dijadikan lahan budidaya tanaman palawija dan sayuran. Para peneliti dari dalam dan luar negeri, serta masyarakat atau wisatawan makin banyak yang mengunjungi lokasi tersebut.
Letak Gunung Sadahurip di sebelah timur Kampung Cicapar, Desa Sukahurip Kecamatan Pangatikan, sedangkan sebelah barat Kampung Sindanggalih, Desa Sindanggalih, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut.  Keberadaan piramida yang masih terpendam tersebut diyakini akan mendongkrak sektor pariwisata Kabupaten Garut khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Apalagi setelah dilakukan penggalian material dan rekonstruksi bangunan, maka para wisatawan manca negara pun akan membanjiri lokasi ini. Dengan sendirinya berbagai infrastruktur penunjang seperti bandara, jalan, hotel dan restoran harus disiapkan.
Keberadaan piramida di Garut menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia termasuk cikal bakal peradaban dunia. Adanya patahan gempa bumi dan erupsi gunung berapi dalam periode tertentu, antara lain berdampak pada kerusakan dan tertimbunnya pusat peradaban dunia tersebut di perut bumi. Nah, inilah salah satu hal yang dilakukan Tim Bencana Katastropik Purba, menelusuri kejayaan budaya masa lampau.